FIRST HORSE







Ini adalah first horse bagiku, karena aku phobia ketinggian dan ndak suka memang di tempat tinggi, “tapi mau sampai kapan?” Batinku menggumam.
Katanya mau jadi Maharani di hidupmu sendiri, kenapa membatasi diri?, pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus bergelayut di hati, pikiran dan perasaan.
Terus dalam dada berdegub kencang sambil ngomporin mental kerupukku, Bid.. (panggilan sayang diriku yang lain yang selalu memanggilku bidadari syurga kepada diriku, mbulet? Kapok!! Haha)


Bid.. kan semua ini sekadar menjalani takdir. Ada yang ditakdirkan pasrah. Ada yang ditakdirkan berusaha. Ada juga yang ditakdirkan untuk tidak percaya bahwa semua sekadar menjalani takdir. Terus kamu mau jadi yang mana?


Seketika nyaliku membumbung di langit Kashmir, ku kencangkan celana training yang tadinya longgar, kuanggukan kemauan yang diluar agar merapuhkan yang di dalam, dengan siaga Amang Kuda ngangkat badanku yang lumayan berbobot tapi tak berdaya hanya sekedar ngangkangkan kaki ke punggung kuda, pandanganku tetiba menjadi putih, matahari yang langsung menumbuki wajah, pijakanku tak sampai lagi ke tanah, jemari ku kencang mencengkram kokang kuda, dan hatiku yang tadinya bak Marion Jola kini seketika ngomong,



“MATEKKK KON!! MATEKK KON!! MATEKK KON, CUK!!”

0 komentar

Segala sesuatu yang terjadi adalah buah dari keyakinanmu.