Judul Cerita
Penulis Cerita:
Sulaiman Najam & Eko Suryadi
WS.
Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia
“
Hikayat Saijaan dan Ikan Todak “
Penulis Cerita:
Sulaiman
Najam & Eko Suryadi WS.
Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang datu
yang sangat sakti mandraguna. Datu itu
bernama Datu Mabrur. Ia mempunyai keinginan yang sangat mulia, ia ingin sebuah
pulau untuk tempat tinggal anak, cucu, dan keturunannya kelak. Datu Mabrur pun
berjalan. Datu Mabrur berjalan, dan terus berjalan,
tiba-tiba dan akhirnya Datu Mabrur menemukan sebuah tempat yang layak untuk
bertapa. Datu Mabrur bertapa di tengah-tengah laut, di antara Selat Laut dan
Selat Makassar
Siang,
malam, Datu Mabrur tidak pernah makan dan minum. Ia hanya minum air hujan dan
embun. Datu Mabrur pun terus bertapa hingga akhir pertapaannya tiba-tiba muncul
seekor ikan yang sangat besar menyerang, tapi Datu Mabrur tetap diam dan
menepis serangan itu. Ikan itu kembali
menyerang lagi sampai berulang-ulang kali. Nah teman-teman, Pada serangan
terakhir ikan itu jatuh terpelanting persis saat Datu Mabrur membuka mata. “
Hai Ikan, apa maksudmu mengganggu samadiku, ikan apa kamu?” tanya Datu Mabrur.
“Aku Ikan Todak, Raja Ikan Todak, samadimu
telah membuat laut bergelora, membuat kami memutuskan untuk menyerangmu!” kata
Ikan Todak.
Rupanya samadi Datu Mabrur telah
membuat lautan bergelora. Semua penghuni laut terusik membuat mereka memutuskan
untuk menyerang Datu Mabrur tapi Datu Mabrur sangat sakti mandraguna. Hingga
membuat Raja Ikan Todak jatuh terpelanting. Ia terjepit di sela karang yang
tajam.
“Datu,
tolonglah aku, obati luka-lukaku, kembalikanlah aku ke laut, bila Datu menolongku.
Aku berjanji akan mengabdi padamu,” pinta Ikan Todak.
“Baiklah, sebagai
makhluk Tuhan aku menolongmu.” Jawab datu Mabrur.
Datu
Mabrur tak mempunyai keinginan pribadi. Ia ingin sebuah pulau untuk masa depan anak
cucunya nanti. Mendengar cerita Datu Mabrur, Ikan Todak bersumpah akan
mengerahkan rakyatnya beserta seluruh penghuni lautan. Sebelum matahari terbit
impian Datu Mabrur akan terwujud. Mereka pun membuat perjanjian mereka harus
seiring, sejalan, seiya, sekata sampai ke anak cucu mereka. Akhirnya dengan
hati-hati Datu Mabrur melepaskan tubuh Raja Ikan Todak dari jepitan karang. Lalu
diusapnya lembut, ajaib, dalam sekejap darah dan luka di sekujur tubuh Raja
Ikan Todak mengering. Kemudian Datu Mabrur mengembalikannya ke laut.
“Saijaan…!!!”
teriak Ikan Todak.
“Saijaan…!!!”
sahut Datu Mabrur.
Ikan
Todak pun menyelam ke dalam lautan. Ikan Todak memenuhi sumpahnya sebelum tengah malam Datu Mabrur
dikejutkan oleh suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Ternyata jutaan ikan
mendorong dan memunculkan sebuah daratan dari dasar laut.
“Saijaan..Saijaan..Saijaan..!!” gemuruh
ikan-ikan di laut.
Daratan
itu naik dan terus naik. Datu Mabrur tercengang menyaksikan peristiwa itu. Bersamaan terbitnya matahari
pagi. Daratan itu telah timbul sepenuhnya berupa sebuah pulau lengkap dengan
ngarai, lembah, gunung, dan tanah yang subur. Teman-teman, Setiap kita
mempunyai keinginan kita harus berusaha,
bekerja keras, dan jangan pernah lupa untuk berdoa. Datu mabrur senang dan
gembira impiannya telah menjadi kenyataan. Pulau itu kemudian disebut Pulau
Laut. Sebab pulau itu timbul dari dasar laut.
The end
edit By Tri
Budiyarni
0 komentar
Segala sesuatu yang terjadi adalah buah dari keyakinanmu.