Tampilkan postingan dengan label Hatiku Tertinggal di Madinah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hatiku Tertinggal di Madinah. Tampilkan semua postingan
Mendung enggan pergi Rembulan sayu di ufuk senja Kapal perlahan mengangkat jangkar Mulai menentukan tujuan Mungkinkah kau Abang masih di Marakesh? Dulu aku mampu menangkap tiap detik cahaya yang ada pada dirimu Sekarang aku mulai meragu. Tadi malam ku mimpikan kamu sedang bersanding...
Aku terbang lagi ke pinggiran kota Istanbul. Memasuki sebuah cafe yang berhadapan langsung dengan Selat Bosporus. Hmmm.. nikmat.. Abang. Waktu itu kulihat seorang kakek di salah satu meja yang tak jauh denganku. Ia sudah duduk termangu disana sebelum aku tiba. Pramusaji beberapa kali...
Aku berdiri di luar rumah dan menatap ke seluruh penjuru langit. Gelap. Seperti hendak menumpahkan beban yang tak tertahankan. Badai?  Bukan Bang, hanya gerimis berbobot lumayan yang hampir satu minggu ini membasahi bumi saijaan. Tapi mengapa sunyi sekali kotamu? Tolong jangan bertanya tentang...
Aku perlu keseimbangan Sit! Gumamku pada kucing tetangga yang selalu mengobrak-abrik terpal plafon rumahku. Kamu belum membalas suratku Bang, sudah berapa lama? Sudah dua purnama kalau tak salah.  Amplop putih yang diantar oleh kuda putih kemaren ternyata surat undanganmu yang memintaku datang ke...
Tok tok tok.. Tiba-tiba ada seekor kuda putih di depan pintu rumahku. Abang. Ia membawa surat serta bunga mawar yang telah kering, aku kasmaran, tak peduli mawar itu berwarna hitam atau merah, begitu pula jika putih, perasaanku tidak bekerja pada bunga itu, aku...
Hidup di alam fana adalah hidup di alam sandiwara. Lebih baik sekalian merias yang sungguh-sungguh sandiwara ketimbang merias yang tampak bukan sandiwara padahal sandiwara juga.. iyakan Bang? Kuperkenalkan padamu, mereka yang selalu ada saat awan kejar-kejaran menjadi hujan dan panas, saat waktu dengan...
Waktu itu Bang, aku melihat anak-anak menangis di sudut tiang lampu Jabal Rahmah, ku tenangkan ia, ternyata ia tersedu karena tenggelam terlalu dalam di pertemuan Adam dan Hawa yang terlempar dari surga, terpisah dengan belahan jiwa, tak kurang 300 tahun lamanya, dan bertemu...
Tahukah kamu, Abang, waktu pertama kulihat dirimu di bawah terik matahari Madinah dan baju gamis abu-abumu itu, aku merasa ke-Jamal-an Tuhan dalam diriku sedang bertemu dengan ke-Jalal-an Tuhan dalam dirimu.  Aku pikir kita bisa hidup bersama di dunia apa adanya, atau dunia yang...
Abang.. rembulanku.. Beruntung aku punya kamu yang sudah hidup sejak Perpustakaan Alexandria dan Mesir Kuno. Beruntung kamu sering cerita soal bagaimana dulu orang-orang mengabadikan pernik-pernik pemikirannya. Di atas lempeng tanah liat, orang-orang Sumeria mengguratkan tulisan nya dengan mata panah ataupun tulang-tulang yang ditajamkan....
Abang.. Adakah terlintas dalam benakmu suatu hari kita akan kembali ke Madinah dan menikah di Pantai Sarang Tiung ini, turun menyusun desau angin yang membelai lembut janggutmu, dan menurunkan anak-anak yang tak pernah menangis karena air matanya telah membeku bahagia? Ah, Abang, mari...