Mereka Adalah Puisi


Aku pun hanya duduk saja
Sambil menggoreskan penaku
Ketika waktu mengantarkan
Hari tenggelam dalam
Relung senja.

Kulihat
Mereka masih sibuk saja
Mengais kesedihan diantara
Cucuran keringat nasib
Yang tak pernah cukup
Tuk sesendok nasi
Atau sekadar pengganjal perut
Yang sudah letih dengan rasa lapar.

Kusibak amis iwak lajang
Ketika kususuri lorong-lorong intip
Titian bajau, kusaksikan
Kerut kening ibu tua dan
Wajah polos anaknya
Menjajakan satu ember
Rezeki yang mereka dapat
Hari itu.

0 komentar

Segala sesuatu yang terjadi adalah buah dari keyakinanmu.