Bayangan Kecilku

Rasanya bapakku mengharapkan aku dulu lahir sebagai lelaki agar dendamnya untuk menggapaikan cita-citanya menjadi tentara kesampaian melalui tangan anak lelaki kebanggaannya. Sayangnya, yang lahir malah aku, yang bukan anak lanang ini.
Aku anak wadon, yang membuat bapakku down, tapi aku hanya ingin percaya bahwa kabar itu salah, yang benar adalah bapak bangga atas kelahiranku, walau pun sempat dulu katanya mau dituker sama anak lelaki lainnya, salah satu kebanggaan yang nampak aku saksikan saat pembagian rapor sekolah, kala itu masih SD, aku mendapatkan ranking/peringkat 3 di kelas dan ia langsung pergi begitu saja, padahal aku masih duduk manis di dalam kelas menunggu ajakannya untuk pulang, tapi hal itu tidak terjadi, aku pun jalan kaki pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah bapak datang dan mengajakku jalan, ia membawaku ke pangkalan garasi mobil tangkinya, rapor ku mulai lecek karena ia selipkan di punggung. "Tessi-ku ranking tiga, gendukku dapat ranking tiga, Darto Helmku dapat ranking!" Gemparnya menunjukkan raporku satu per satu ke kawan sesama supirnya, aku tak tahu sejak kapan gelar-gelar aneh itu tersemat padaku, aku yang ia gelari tessi, karena dulu pada saat hari kartini aku didandani tukang salon hingga membiru seperti banci yang mau malak tukang pentol, dan bapak ngakak sampai nangis, ada juga Darto Helm karena dulu ia sering memotong rambutku menggunakan mangkuk dan helm kerupuk dan potongan andalannya tentu saja Set seperti helm, aku pasrah saja dibully oleh bapakku sendiri.
Kawan-kawan bapak mulai bersorak sorai, melempar-lemparkan kulit kacang padaku dan mereka beramai-ramai menyalamiku, dan mengangkatku, melempar-lempar tubuhku ke udara dan menaruh tubuhku ke pundak bapak, ia pun menari-nari kegirangan pada saat itu, saat itulah aku tahu.. dia bangga padaku, and.. this is the result! Masih ada aura lelaki dalam diriku karena bapak tetap memandangiku sebagai kaumnya, bukan kaum wadon. Bahkan dandananku juga lebih cepat dari wadon lainnya.. Ah bapak.. aku tahu kau sangat bangga padaku.

~anakmu yang tak pernah melewatkan detik hidupnya untuk tidak rindu padamu

0 komentar

Segala sesuatu yang terjadi adalah buah dari keyakinanmu.