Masih tentang hujan


Abang..
Angin hujan yang dingin perlahan hangat menyentuh diri dari ujung kaki
Perlahan naik lutut hingga ujung rambut
Mengapa kau sambut hadir ku dengan lari-lari kecil
Kiriku hitam dan kananku putih
Ah tidak
Kananku hitam dan kiriku yang putih
Mungkin terbalik
Maafkan adikmu yang tidak bisa menjadi kasyaf
Bukankan banyak orang kasyaf terlahir dari pengamalan yang jahlun
Abang..
Kau mengajak ku duduk di sebuah ruang bukan?
Kau kecup pipiku dengan penuh kekhawatiran
Di seberang ruang sana kulihat bahtera berlayar perlahan
Ada seseorang yang datang turun dengan kuda besi biru yang aduhai
Aku mengenali wajah penunggang kuda itu Abang
Wajah yang selalu mampu menyergap pandangan
Sendi-sendi kakiku bergetar
Kulit-kulit telah terpasang jubah angin hujan
Penunggang kuda itu datang seperti palu godam yang membuyarkan lamunan
Tiba-tiba mencegahku untuk pulang
Abang..
Aku tersadar dari mimpi yang dalam
Hujan masih tetap membasahi jalanan malam
Ku tarik nafas dalam
Bawa aku ke negeri tempatmu belajar, aku akan terus bersabar walau kita tak sejajar Bang..

0 komentar

Segala sesuatu yang terjadi adalah buah dari keyakinanmu.