Abang.. #4


Waktu itu Bang, aku melihat anak-anak menangis di sudut tiang lampu Jabal Rahmah, ku tenangkan ia, ternyata ia tersedu karena tenggelam terlalu dalam di pertemuan Adam dan Hawa yang terlempar dari surga, terpisah dengan belahan jiwa, tak kurang 300 tahun lamanya, dan bertemu kembali di bukit ini.

Anak itu meliputi seluruh jiwa, aku hanya teronggok di sudut tiang lainnya dan tangisku pecah dalam kebisuan. 
Abang.. apa kau mau aku menunggumu 300 tahun lagi? Jika itu inginmu, maka aku tidak punya jawab atas pintamu, jika diizinkan aku akan menunggumu 300 atau bahkan 1000 tahun lagi akan kusanggupi, tak peduli jika wujudku menjadi kering, sekering kayu kapal Nuh yang ada di atas gunung Ararat, aku akan menunggumu!

Tiba-tiba kau menyodorkan sebotol air mineral tanpa menatapku dan selalu seperti itu.

Kulihat kakimu yang begitu atletis lincah mondar-mandir membagikan air yang sama kepada semua orang.

Ah.. seharusnya aku tahu, jika bayangmu dekat dengan bayangku maka... hushh!! aku terlalu sering kehilangan arah karena aromamu begitu mengalihkan pikirku.

Ah.. Sudahlah, lupakan.

Aku mencari anak yang menangis tadi dan tak kutemukan ia, aku hanya ingin berterima kasih karena telah mengingatkanku kembali untuk menangis.

#jandatraveller
#bigbudi

0 komentar

Segala sesuatu yang terjadi adalah buah dari keyakinanmu.