Abang.. #2


Abang.. rembulanku..
Beruntung aku punya kamu yang sudah hidup sejak Perpustakaan Alexandria dan Mesir Kuno. Beruntung kamu sering cerita soal bagaimana dulu orang-orang mengabadikan pernik-pernik pemikirannya. Di atas lempeng tanah liat, orang-orang Sumeria mengguratkan tulisan nya dengan mata panah ataupun tulang-tulang yang ditajamkan. Orang-orang Tiongkok menulisnya di atas tulang sebelum bangsa-bangsa lain beralih ke papirus, perkamen, kodeks, kemudian kertas.

Kalau surat-suratku kepadamu belakangan ini aku tulis di atas papirus, mungkin sudah lekang dan lapuk oleh panas dan hujan karena semua sampainya ke alamat kuburan. Ya, surat-suratku kepadamu semua sampainya ke alamat kuburan Mahatma Gandhi, ada yang di atas pusara Romeo-Juliet, bahkan Siti, kucing tetanggaku yang menemukannya. Ia membawanya kembali kepadaku pada suatu malam jumat kliwon. Termasuk yang ditemukannya di atas peristirahatannya Roro Mendut dan Saji suamiku.

Beruntung sekarang aku tak menulis lagi surat di atas kertas.

Abang..
Suratku lalu ku lipat-lipat menjadi pesawat-pesawatan yang akan ku terbangkan ke Madinah, dan aku juga mengumpulkan lipatan-lipatan suratku yang tak pernah sampai padamu sebesar perahu Nuh ke laut lepas menujumu.

Aku kirim kembali kepadamu ke alamat yang lebih masuk akal, tidak lagi ke kuburan, aku mengirimnya ke salah satu Perpustakaan kesukaanmu Bang, suratku akan segera mendarat di Perpustakaan Syaikhul Islam Arif Hikmat.

#jandatraveller
#bigbudi

0 komentar

Segala sesuatu yang terjadi adalah buah dari keyakinanmu.